SENSOR BERBIAYA RENDAH ALTERNATIF PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI INDONESIA

Penulis

  • Rina Aprishanty PSIKLH KLHK

Abstrak

Permasalahan yang ada yang terjadi di kita saat ini secara berulang adalah banyak penyedia (vendor) yang belum melewati tahap standardisasi dan /atau sertifikasi produk. Banyak penyedia lokal dengan semangat menguatkan tingkat komponen dalam negri  (TKDN), merakit sendiri alat ukur berbasis sensor biaya rendah, akan tetapi tidak melakukan hal yang sangat berpengaruh terhadap validitas data, yaitu melakukan korelasi dengan cara kolokasi. Kolokasi adalah menempatkan peralatan ukur metoda non-standard (alat alternatif) di lokasi yang sama dengan alat referensi pada suatu stasiun pemantauan yang lengkap dengan alat pantau meteorologi, selanjutnya dilakuan pengukuran bersama sesuai ketentuan uji kinerja yang terdapat dalam SNI 9178:2023. Oleh sebab itu, perlu dibangun dalam suatu komunitas bahwa alat ukur alternatif LCS sebelum dilempar ke pasar oleh vendor, perlu dilakukan uji kinerja sebagaimana diamanatkan dalam SNI 9178:2023 yang berjudul Uji Kinerja Alat Pemantauan Kualitas Udara Yang Menggunakan Sensor Berbiaya Rendah.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Diterbitkan

30-09-2023

Cara Mengutip

Aprishanty, R. (2023). SENSOR BERBIAYA RENDAH ALTERNATIF PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI INDONESIA. STANDAR: Better Standard Better Living, 2(5), 28–36. Diambil dari https://majalah.bsilhk.menlhk.go.id/index.php/STANDAR/article/view/160