MENGKONSTRUKSI STANDARISASI COMMUNITY BASED FOREST MANAGEMENT (CBFM) YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN

Abstrak

Pengelolaan hutan berbasis masyarakat atau community based forest management (CBFM) telah menjadi salah satu paradigma penting dalam konstruksi pembangunan kehutanan berkelanjutan di Indonesia (Hakim, 2010; Safitri, 2012; Wahanisa, 2015). Beragam bentuk praktik CBFM telah banyak mewarnai lanskap pengelolaan hutan di berbagai daerah, baik itu dilakukan dalam kawasan hutan hak, seperti hutan rakyat dan turunannya, maupun yang diselenggarakan dalam kawasan hutan negara, seperti Hutan Desa (HD) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm)(Hakim, 2010). Dalam perjalanannya, sebagian praktik CBFM tersebut secara faktual telah banyak memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, meskipun pada beberapa kasus masih menyisakan sejumlah catatan kritis (Hakim, 2010; Hasnanda et al., 2021; Izzah & Santosa, 2014).  Untuk mengatasi berbagai tantangan pengelolaan yang muncul dalam CBFM, maka kebutuhan akan pedoman atau standar pengelolaan menjadi sebuah keniscayaan. Sebuah pedoman atau standar yang didesain khusus untuk pengelolaan hutan berbasis masyarakat diyakini akan sangat berguna dalam membantu pemerintah dan stakeholder terkait untuk mengawal, merencanakan, mengevaluasi, dan meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat pengelola CBFM dalam mengelola hutan dan produk turunannya. Mengingat bahwa selama bertahun-tahun, pelaksanaan CBFM kerap berjalan tanpa pedoman “performance level” yang dapat menjadi parameter kualitatif untuk mengukur kinerja pengelolaan sebuah bentuk CBFM, maka kehadiran sebuah standar menjadi sangat strategis untuk menjadi tolok ukur kinerja CBFM sekaligus melengkapi regulasi CBFM yang telah ada